Minggu, 08 Mei 2016

sebuah pemikiran


kenapa petani identik dengan kata miskin....

saat ini bila kita berbicara tentang pertanian yang tergambar capek kerjanya hasilnya sedikit. kok bisa?
orang bilang tanah kita adalah tanah surga. tongkat kayu dan batu jadi tanaman, menggambarkan betapa suburnya tanah indonesia. terus kenapa hasil dari pertanian tidak bisa diandalkan. sering kita dengar negara kita masih banyak mengimpor hasil-hasil pertanian. dilain pihak para petani kesulitan untuk mendapatkan harga yang bagus untuk hasil pertanianya...
sedangkan perbedaan harga antara petani dan harga yang dibeli konsumen dari pedagang untuk beberapa produk selisihnya lumayan jauh.
saya malah pernah dengan harga sirsat yang dibeli dari pohon paling cuman 500 atau 1000 per biji. dan saya pernah beli di pasar harga sirsat 5000 sudah tidak bisa ditawar. coba kalau yang punya pohon bisa jual langsung ke konsumen dijual 3000 saja sudah lebih untung. dan konsumenya juga lebih untung. 
sampai disini sementara dapat diambil pemikiran petani juga harus bisa menjual...

untuk bertani sekarang para petani sangat tergantung pada bibit pabrikan dan juga pupuk kimia buatan pabrik. hal ini menjadikan petani harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk mengolah lahan pertanianya, hasilnya juga terus menurun karena kualitas tanah juga semakin menurun...

saat ini mulai ada pemikiran menggunakan pupuk organik. pupuk yang bisa dibuat sendiri sehingga tidak ada ketergantungan pada pupuk pabrikan. yang penulis dengar bisa menghasilkan hasil panen yang lebih banyak dan lebih berkualitas. tentunya biaya yang lebih murah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar